Pada hari minggu saya dan beberapa teman saya mengikuti seminar di Universitas Islam Negri dengan materi yang dibawakan yaitu Layout dan typography yang di selenggarakan oleh MDC JABOTABEK( Muslim Desain Grafis). narasumber yang hadir ada dua orang yaitu Pak Uung dan Pak Arief, beliau merupakan dosen Desain Komunikasi Visual dari BINUS.
Pada sesi pertama materi yang dibawakan yaitu tentang Layout, materi ini dibawakan oleh Pak Uung. Pada slide pertama Pak Uung menyajikan gambar di bawah ini.

pada slide pertama yang muncul adalah kata “Desain Grafis” tapi kata yang hilang adalah kata “D” kemudian kata “I” dan kata ” E” apabila tiga huruf tersebut digabungkan akan membentuk kata “IDE”. Beliau menjelaskan bagi seorang Desainer hal yang perlu dicari pertama dulu adalah Ide . selain ide Pak Uung juga menjelaskan tentang perbedaan tentang Seniman dan seorang Desain Grafis walaupun kedua profesi tersebut berkaitan dengan seni atau keindahan, tetapi Seorang Seniman bebas mengemukakan apa saja, dan dengan cara apa saja, tanpa harus menjelaskan bagaimana dan mengapa ia membuat karyanya sedemikian rupa sedangkan seorang Desain Grafis tidak bisa sesuka hati membuat desain tanpa memperhatikan keinginan klien dan keinginan pasar.
Setelah Pak Uung menjelaskan tentang apa itu Desain Grafis Beliau kemudian menjelaskan tentang Layout, saat menjelaskan tentang layout beliau bercerita kalau untuk membahas tentang layout tidak cukup hanya dua jam saja di Seminar tapi butuh hampir satu semester karena materi yang di sampaikan sangat banyak dalam pengertian saat kita me-layout bukan hanya asal pasang objek atau asal pakai tulisan karena dalam mendesain kita harus memperhatikan segala aspek. Mulai dari Typography kemudian pasar yang akan kita tuju apakah itu kelas menengah apakah di Pedesaan atau Masyarakat Perkotaan, ditambah kita harus mengerti keinginan klien kita.
Pada sesi kedua materinya yaitu tentang Typography materi ini dibawakan oleh Pak Arief, beliau menjelaskan bahwa huruf yang kita gunakan untuk me-layout bukan hanya untuk verbal saja tapi punya makna seperti gambar di bawah ini
Kemudian juga Pak Arief menjelaskan tentang bagaimana seorang Desain Grafis bukan hanya duduk di layar komputer saja tapi juga harus melihat sekelilingnya atau melakukan observasi. Seperti yang beliau lakukan yaitu saat akan membuat logo dan spanduk pameran museum Suku Asmat Pak Arief melihat tulisan-tulisan Suku Asmat kemudian beliau ubah tulisan tersebut kebentuk huruf alphabet dan bentuknya di modifikasi agak lebih di mengerti oleh kita.
setelah acara materai selesai Pak Uung dan Pak Arief juga memberi satu pelajaran yang berharga yaitu saat kita jadi seorang Desain Grafis kita juga dapat berdakwah melalui desain kita tanpa perlu menggurui.